Karya terbaru dari creator The Matrix trilogy ini merupakan contoh
paling baru bagaimana ekspektasi berperan besar pada penilaian akhir
setiap penonton pada hiburan yang baru saja mereka peroleh. Film ini
dijadwalkan rilis pada bulan juli tahun lalu namun secara mendadak yang
juga sukses menghasilkan kejutan adalah ia lantas di tendang jauh
kebelakang untuk kemudian rilis pada awal bulan 2015 ini. Boom, pasti
kualitasnya buruk, begitu penilaian paling klasik dari para penikmat
film, yang akhirnya tidak memasang ekspektasi rendah namun justru
menaruhnya di titik paling rendah, keputusan yang ternyata terhitung
tidak buruk. Jupiter Ascending: space telenovela without Ana, Marimar,
Esmeralda, Paulina, Rosalinda, and of course Betty La Fea.
Jupiter Jones (Mila Kunis) adalah seorang wanita dengan nasib yang
ternyata tidak seindah rupa yang ia miliki. Setiap pagi Jupiter harus
bangun dengan cara dipaksa bukan hanya oleh bunyi alarm namun juga suara
ibunya yang kemudian memaksanya bangkit dan melaksanakan tugas
pertamanya, menyediakan sarapan pagi. Tidak berhenti disitu, berikutnya
mereka kemudian menuju tugas utama mereka sebagai janitor, membersihkan
apartemen dari menata lemari pakaian pemilik hingga membersihkan toilet.
Namun suatu ketika nasib Jupiter berubah, tapi celakanya ia tidak hanya
memperoleh perubahan skala kecil namun berada di level yang sangat
ekstrim. Berawal dari melihat sekelompok sosok aneh Jupiter akhirnya di
culik oleh seseorang bernama Caine Wise (Channing Tatum), pria yang
mengatakan dirinya merupakan setengah manusia dan setengah serigala dan
berasal dari planet lain.
Tapi ternyata hal tersebut bukan kejutan terbesar yang ia informasikan
kepada Jupiter, melainkan sebuah fakta lain terkait Jupiter yang menjadi
sumber masalah dari pertikaian diantara penguasa "planet lain" tadi,
keluarga Abrasax yang terdiri dari Balem Abrasax (Eddie Redmayne), Titus
Abrasax (Douglas Booth), dan Kalique Abrasax (Tuppence Middleton).
Tugas yang ia miliki juga tidak mudah karena bukan hanya berdampak pada
keluarga Abrasax namun juga pada eksistensi manusia di bumi.
Ekspektasi rendah? Ya, ketimbang mengantisipasi seberapa megah
presentasi yang akan diberikan oleh The Wachowskis di film ini justru
melakukan hal sebaliknya, mempersiapkan diri pada kemungkinan terburuk
dari kualitas Jupiter Ascending. Alasannya? Sangat sederhana, penundaan
jadwal rilis yang mungkin terkesan seperti sesuatu yang kecil namun
sesungguhnya menimbulkan dampak yang cukup besar, terlebih terhadap
film-film yang mengandalkan visual effect seperti ini.
Tapi ternyata ada kejutan yang diberikan oleh The Wachowskis disini, dan
itu hadir di babak awal. Tidak dapat dikatakan buruk bahkan, dari
bagaimana cara mereka “meletakkan” karakter kehadapan penontonnya serta
mencoba membangun masalah dengan perlahan, babak awal terhitung menarik
terlebih dengan adegan action kejar-kejaran yang mengasyikkan itu, anda
dapat merasakan fantasi dan imajinasi yang The Wachowskis ingin berikan
di bagian ini, intens, liar, namun terkendali.
Bukan hanya manis, bagian ini bahkan terasa sangat manis. Ya, manis,
apalagi setelah bagian tersebut kita kemudian akan mengerti maksud utama
yang ingin The Wachowskis tampilkan disini, hadir sebuah ide yang
menarik untuk ditelisik karena kesan berani dan ambisius yang ia
tunjukkan.
Tapi celakanya hasil yang tercipta justru berbeda, ketimbang menjadi
sebuah pertempuran luar angkasa dalam wujud raksasa film ini justru
perlahan terlihat seperti sebuah drama keluarga kelas telenovela. Benar,
lucu memang bahkan terasa menggelikan bagaimana dibalik segala eksekusi
kelas atas dan tidak jarang terasa memukau di sektor visual The
Wachowskis justru kurang begitu berhasil melengkapinya dengan cerita
yang menarik, cerita yang bukan hanya mampu menjadi sebuah eksposisi
pada apa yang terjadi namun juga cerita yang juga mampu meninggalkan
kesan dan makna yang menarik dibalik segala aksi mondar-mandir yang ia
lakukan.
Jupiter Ascending terluka cukup besar di bagian tersebut, meskipun
sesekali ia berhasil bersinar dan memancarkan energi yang menarik pada
imajinasi namun setelah itu ia kembali jatuh menjadi drama tanpa emosi.
Tidak hanya tanpa emosi malah, dengan mudah pula anda mungkin akan
merasa kehilangan ketertarikan pada apa yang terjadi diantara
karakter-karakter didalam cerita. Bukan berarti narasi yang ia miliki
sulit untuk di ikuti tapi mereka kurang begitu menarik untuk di ikuti.
Urutan-urutan yang ia tampilkan kerap terasa terputus sehingga daya
cengkeram alur pada atensi penonton juga sangat lemah, dan celakanya itu
hadir disamping plot yang sangat sederhana bahkan tidak memiliki
misteri yang mumpuni namun ditampilkan dengan begitu berbelit-belit.
Dari ikatan keluarga kita masuk kedalam bisnis dan persaingan antar
keluarga, setelah itu kita juga akan menemukan sub-plot lain terkait
ancaman pada bumi, dan itu mereka bungkus dengan sebuah sentuhan romance
yang mentah dan dipaksakan. Secara berkala penonton didorong oleh The
Wachowskis untuk masuk kedalam tiap bagian dan kemudian meresapi yang
sedang terjadi seolah ada sebuah pesan yang begitu menarik disana, tapi
sayangnya tidak mereka sajikan dengan komposisi yang padat, komposisi
yang mampu membuat penonton berinvestasi pada karakter dan juga cerita.
Mengapa pembahasannya menjadi begitu rumit? Karena The Wachowskis
seperti membawa sesuatu yang serius disini, pesan yang seperti coba
mereka bentuk menjadi sebuah alarm bagi manusia terkait eksistensi di
bumi tapi mereka bumbui dengan kurang cermat. Bukan kurang malah, tapi
tidak cermat, seperti ingin menjadikan ini kombinasi antara Speed Racer
dan Cloud Atlas, fun ketika bergerak cepat tapi punya cerita yang rumit
atau kompleks yang kemudian menghasilkan sebuah punch yang kuat di akhir
cerita, formula yang gagal. Masalah besar terletak pada urgensi, dan
seperti yang saya singgung tadi ini berjalan ibarat sebuah telenovela,
terombang-ambing tapi disini tidak disertai dengan emosi yang mumpuni.
Sangat disayangkan memang The Wachowskis tidak menaruh atensi yang lebih
besar pada bagian yang seandainya diolah lebih baik akan memberikan
dampak yang siginifikan pad kualitas keseluruhan film, ketimbang
menciptakan kehebohan visual yang sesungguhnya menawarkan gambar-gambar
cantik yang sudah menjadi ibarat makanan sehari-hari bagi para penonton
sekarang ini. Dan akhirnya ini akan terasa menggelikan bagaimana ketika
kehadirannya harus ditunda karena alasan visual tapi ternyata hal
tersebut pula yang menjadi pedang bermata dua bagi Jupiter Ascending.
Disatu sisi ia berhasil menjadi salah satu dari nilai positif dari film
ini disamping score yang terhitung oke itu, tapi disisi lain ia pula
yang mencuri fokus sehingga atensi pada cerita seperti terkesan
seadanya, bahkan terbilang miskin, plot yang sering terputus-putus
sehingga eksposisi narasi di warnai dengan lompatan-lompatan yang
mengganggu, daya tarik karakter yang dangkal sehingga sulit untuk terus
tertarik pada apa yang mereka lakukan dan hadapi, cerita yang sederhana
namun mencoba begitu keras untuk tampak rumit tanpa disertai intrik yang
baik, hingga divisi akting yang seperti membuang percuma Channing
Tatum, Mila Kunis, hingga Stephen Hawking yang sepanjang film justru
lebih sering tampak berjuang keras untuk memberikan “nyawa” pada
karakter mereka sehingga tidak sebatas menjadi boneka semata.
Overall, Jupiter Ascending adalah film yang kurang memuaskan. Jupiter
Ascending akan membuat anda semakin merindukan The Wachowskis yang
mengendalikan The Matrix, The Wachowskis yang menggunakan premis
sederhana untuk kemudian membawa penonton masuk kedalam narasi penuh
lompatan yang menyenangkan. Mereka mencoba bertumbuh ke atas dengan
mencoba menciptakan cerita yang terasa kompleks tapi perlahan
kegembiraan yang The Wachowskis hasilkan justru bergerak ke bawah, dari
eksposisi yang kaku, plot yang terputus-putus, urgensi yang tidak
menawarkan kegelisahan yang menarik, karakter dan cerita yang miskin
emosi dan daya tarik, sebuah ambisi yang besar untuk menjadi sci-fi epic
yang akhirnya hanya sebatas menjadi sebuah visual feast bagi mata tanpa
berlanjut ke imajinasi.
sumber
link download
link 1
link 2
link 3
subtittle indonesia
A-ads
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
komen ah
-
Free Download & streaming movie at djimovie Gratis nonton film di djimovie Djimovie nonton dan download fil gratis.
-
Nonton Film Thunderbolts* (2025) Full Movie Streaming Subtitle Indonesia Sinopsis – Tim antihero yang tidak konvensional harus memulai mi...
No comments:
Post a Comment