Berbeda dengan James Cameron yang sepertinya akan selalu berhasil
menarik pujian kritikus film dunia untuk setiap film yang ia arahkan,
nama Paul W. S. Anderson lebih dikenal sebagai seorang sutradara yang
selalu mengandalkan tampilan efek visual bombastis dalam setiap
film-filmnya namun dengan bangunan naskah cerita yang begitu lemah.
Well… mencoba mengikuti jejak Cameron melalui Titanic
(1997), Anderson hadir dengan film terbarunya, Pompeii, yang turut
menyajikan paduan drama romansa yang menghanyutkan dengan latar belakang
tragedi berdasarkan sebuah kejadian nyata.
Sejujurnya, dari kemampuannya bercerita, Anderson jelas berada jauh
dibawah Cameron – dan Pompeii masih membuktikan hal tersebut. Meskipun
begitu, Pompeii bukanlah sebuah karya yang benar-benar buruk. Terlepas
dari jalan penceritaan yang standar dan jauh dari kesan emosional,
Anderson mampu mengemas film ini dengan baik dan menjadikannya sebagai
sebuah sajian yang cukup menghibur.
Berlatarbelakang detik-detik menjelang meletusnya Gunung Vesuvius yang
menghancurkan sekaligus mengubur sebagian kota Pompeii, Italia pada
tahun 79 M, Pompeii dimulai dengan kisah kembalinya Cassia (Emily
Browning) yang merupakan puteri dari penguasa kota Pompeii, Severus
(Jared Harris), ke kota tersebut setelah menghabiskan waktu setahun di
kota Roma. Dalam perjalanan pulang kembali ke kampung halamannya, Cassia
berkenalan dengan seorang budak, Milo (Kit Harington), yang juga sedang
dibawa ke kota Pompeii untuk menjadi seorang petarung bayaran dengan
nama The Celt.
Meskipun berasal dari dua kelas yang berbeda, perkenalan tersebut segera
menumbuhkan rasa suka yang, tentu saja, kemudian berujung pada kisah
cinta antara keduanya. Masalah kemudian hadir ketika seorang pejabat
dari kota Roma, Senator Corvus (Kiefer Sutherland), datang ke Pompeii
dengan alasan untuk berinvestasi di kota tersebut. Nyatanya, kedatangan
Senator Corvus disebabkan karena hasratnya untuk mendapatkan Cassia yang
sempat menolak dirinya ketika gadis tersebut berada di Roma.
Melihat jalinan kasih antara Cassia dan Milo yang mulai berkembang,
Senator Corvus lantas merencanakan untuk membunuh Milo ketika ia sedang
bertarung di arena. Diantara berbagai intrik dan drama yang terjadi di
kota Pompeii, sebuah tragedi siap untuk datang dan melenyapkan seluruh
kota tersebut: Gunung Vesuvius yang berlokasi di sebelah kota telah
bersiap untuk menumpahkan laharnya.
Pompeii hadir dengan kualitas penceritaan yang begitu sederhana. Penulis
naskah film ini, Janet Scott Batchler dan Lee Batchler (Batman Forever,
1995) serta Michael Robert Johnson (Sherlock Holmes, 2009), seperti berusaha untuk memadukan formula penceritaan drama romansa dari Titanic dengan sisi aksi dari Gladiator
(2000). Sayangnya, ketiga penulis naskah tersebut sama sekali tidak
memiliki kemampuan mendalam untuk menyajikan kisah mereka dengan
penggalian yang memadai, baik dari sisi cerita maupun karakter-karakter
yang dihadirkan. Tidak mengherankan jika kemudian dalam 105 menit
presentasinya, penonton sama sekali tidak pernah merasa dilibatkan
secara emosional untuk terus terikat dalam mengikuti perjalanan kisah
setiap karakter di film ini. Tidak buruk namun jelas terasa datar dalam
penyampaiannya.
Masa-masa keemasan Pompeii terjadi ketika jalan cerita film ini telah
memberikan fokus yang lebih besar pada tragedi meletusnya Gunung
Vesuvius dan meninggalkan sekelumit drama yang terjadi pada
karakter-karakternya. Di bagian ini, Paul W. S. Anderson dapat dengan
leluasa menterjemahkan berbagai imajinasinya mengenai salah satu bencana
alam terbesar yang terjadi di sepanjang sejarah peradaban manusia
tersebut. Dan hasilnya tidak mengecewakan. Anderson mampu menyajikan
efek visual filmnya dengan begitu dramatis dan sama sekali tidak terasa
berlebihan – seperti yang terjadi pada beberapa filmnya. Deretan adegan
aksi yang dihadirkan di film ini juga mampu dieksekusi dengan baik oleh
Anderson. Penuh dengan darah dan, yang paling utama, berhasil memberikan
momen-momen emosional yang gagal dibentuk oleh sisi drama romansa dari
film ini.
Dengan terbatasnya penggalian yang diberikan pada setiap karakter yang
hadir di film ini, jelas tidak mengherankan untuk melihat para jajaran
pemeran Pompeii juga turut hadir dengan penampilan akting yang jelas
terbatas, khususnya pada dua pemeran utamanya, Kit Harington dan Emily
Browning. Berbeda dengan Kate Winslet di Titanic atau Russell Crowe di Gladiator
dimana keduanya selalu mampu tampil dengan daya tarik yang begitu kuat
untuk setiap kehadiran karakternya, Harington dan Browning terkesan
begitu datar. Chemistry diantara keduanya bahkan tampil begitu minim
untuk dapat membuat penonton percaya bahwa kedua karakter yang mereka
perankan rela mati demi satu sama lain. Kegagalan ini yang kemudian
membuat penampilan jajaran pemeran pendukung yang diisi dengan nama-nama
seperti Adewale Akinnuoye-Agbaje, Kiefer Sutherland, Jared Harris,
Carrie-Anne Moss bahkan Jessica Lucas yang tampil begitu terbatas
menjadi lebih menarik jika dibandingkan dengan kedua karakter utama.
Pompeii jelas bukanlah sebuah film dengan kualitas yang berada diatas
kualitas film-film arahan Paul W. S. Anderson sebelumnya. Naskah cerita
yang ditulis oleh Janet Scott Batchler, Lee Batchler serta Michael
Robert Johnson hadir dengan kualitas penceritaan yang begitu sederhana.
Sayangnya, kesempatan mereka untuk meningkatkan kualitas penceritaan
dengan menghadirkan deretan karakter yang lebih menarik juga gagal
dilakukan – yang sekaligus menyebabkan kedangkalan yang begitu dapat
dirasakan dalam penampilan setiap aktor dan aktris pengisi departemen
akting film ini. Pompeii, untungnya, masih mampu hadir menghibur berkat
kemampuan Anderson dalam mengeksekusi elemen aksi film ini dengan baik
serta tampilan efek visual akan letusan Gunung Vesuvius yang hadir
begitu mengesankan. Tidak kurang… dan tidak lebih.
link download
link 1
link 2
link 3
subtittle indonesia
sumber : ryemovies
A-ads
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
komen ah
-
Free Download & streaming movie at djimovie Gratis nonton film di djimovie Djimovie nonton dan download fil gratis.
-
Nonton Film Thunderbolts* (2025) Full Movie Streaming Subtitle Indonesia Sinopsis – Tim antihero yang tidak konvensional harus memulai mi...
No comments:
Post a Comment